Berita-berita media lokal menyajikan bukti melimpah di tengah terbatasnya ketersediaan data
Di Sumatera, warga desa menduduki lahan perkebunan kelapa sawit dan membakar ban dalam aksi mereka menuntut kebun plasma; di Bangka Belitung, warga memenuhi ruangan DPRD untuk meminta kejelasan tindaklanjut dari pemerintah; di Kalimantan Utara, personel Brimob dikerahkan untuk mengendalikan unjuk rasa.
Kejadian-kejadian itu mengemuka di pemberitaan media lokal Indonesia selama beberapa tahun terakhir, membuat siapapun yang memperhatikan pemberitaan tersebut menjadi semakin akrab dengan narasi konflik plasma.
Sejak 1970-an, begitu perkebunan kelapa sawit yang dikelola perusahaan meluas seantero Indonesia, perusahaan-perusahaan perkebunan terbiasa berjanji akan membagikan sebagian kebun mereka kepada warga sekitar—bagian yang disebut sebagai kebun “plasma”. Janji itu awalnya dibuat agar perusahaan mudah mendapatkan lahan serta subsidi pemerintah; sejak 2007, perusahaan perkebunan diwajibkan secara hukum untuk membagikan seperlima lahan dari tiap perkebunan yang baru dibuka kepada masyarakat petani plasma.
Selama melakukan liputan lapangan di daerah pedalaman perkebunan kelapa sawit Indonesia, kami berulang kali mendapati tuduhan bahwa perusahaan gagal membangun plasma. Laporan-laporan media lokal dari Sulawesi hingga Sumatera menyuguhkan cerita senada, yang dipenuhi tuntutan kepada pemerintah, demonstrasi, aksi langsung, dan bahkan terkadang diwarnai kekerasan, di tengah konflik membara seputar plasma.
Saat kami mulai memperdalam penyelidikan, salah satu pertanyaan penting yang ingin kami jawab adalah seberapa meluasnya persoalan ini. Kami pun segera mengetahui dengan jelas bahwa pengawasan pemerintah sifatnya tambal-sulam dan tidak bisa diandalkan. Pihak pemerintah sendiri terang-terangan mengakui kelemahan pada data yang mereka miliki. Hampir semua perusahaan penghasil minyak kelapa sawit yang kami hubungi menolak membagikan data yang kami butuhkan untuk membuktikan klaim bahwa mereka telah mematuhi aturan perundang-undangan.
Setelah jelas bahwa tidak ada data yang pasti dan tepercaya, pemberitaan media lokal pun semakin berpotensi bisa diandalkan. Kami mulai menghimpun berita-berita tersebut ke dalam suatu pangkalan data yang berisi laporan publik terkait perselisihan seputar plasma. Selain menghimpun berita-berita media lokal, pangkalan data tersebut memasukkan laporan dari organisasi nirlaba yang tepercaya, instansi pemerintahan, serta publikasi tingkat nasional.
Untuk bisa menelaah bagaimana kecenderungan atau tren dalam konflik seputar plasma bergeser dari waktu ke waktu, kami memasukkan tuduhan-tuduhan yang dikemukakan antara Januari 2012 hingga Mei 2022, ketika hasil penyelidikan kami pertama kali dirilis. Kami tidak memasukkan kasus-kasus dengan kriteria tertentu, yakni yang mengandung tuduhan tidak jelas; identitas perusahaan yang menghadapi tuduhan tidak jelas; serta yang sudah ada bukti bahwa masalahnya telah diselesaikan; atau yang beritanya kami rasa kurang memenuhi standar kelayakan. Data yang terhimpun akhirnya mencakup kasus-kasus yang melibatkan lebih dari 200 perusahaan.
Meskipun kami sudah mengirim wartawan ke 27 kasus untuk menyelidikinya secara lebih mendalam, investigasi kami tidak berkapasitas untuk memverifikasi semua tuduhan yang terhimpun dalam pangkalan data kami. Data yang terhimpun di dalamnya bersifat melengkapi, alih-alih menggantikan, hasil liputan lapangan yang mendasari investigasi kami.
Dengan mengelompokkan kasus-kasus yang kami selidiki berdasarkan waktu, lokasi, perusahaan yang terlibat, serta berbagai acuan lain, kami memperoleh gambaran atas kecenderungan yang lebih luas. Kami bisa mengetahui tempat tuduhan itu dibuat; di mana saja kasus memuncak berujung protes; serta perusahaan apa saja yang menuai banyak tuduhan.
Pangkalan data ini mempermudah kami untuk mengidentifikasi dua kategori utama tuduhan terhadap perusahaan. Pertama, bahwa perusahaan perkebunan diduga menjanjikan plasma, atau diwajibkan secara hukum untuk membangun plasma, tapi tidak pernah mewujudkannya. Kedua, bahwa kebun plasma memang dibangun, tapi petani plasma tidak mendapatkan keuntungan setimpal dari kebun plasma mereka (simak artikel ini untuk penjelasan lebih terperinci tentang kategori kedua ini). Kami juga menggunakan data untuk mengarahkan liputan lapangan, melakukan analisis lebih lanjut, serta menyuguhkan temuan-temuan kami dalam bentuk konten visual.
Dengan mengategorikan dan menganalisis tuduhan terkait persoalan plasma tersebut, tim liputan kami—termasuk Mongabay dan BBC News—membuat berbagai grafik yang menjelaskan tingkat permasalahan tersebut di berbagai daerah Indonesia.
Kami mengidentifikasi di mana dan kapan masyarakat melancarkan protes atau aksi langsung terhadap perusahaan, untuk memetakan kejadian-kejadian tersebut seturut daerah dan waktu.
Kami membuat rujukan-silang kasus-kasus di pangkalan data kami terhadap data dari perusahaan penghasil barang konsumsi terkait sumber pasokan minyak kelapa sawit mereka. Dari sini kami bisa mengidentifikasi mana saja pemasok mereka yang tersangkut perselisihan seputar plasma.
Kami menyuguhkan ringkasan dari temuan kami kepada para pembeli minyak sawit tersebut, dengan menekankan hubungan rantai pasokan mereka dengan kasus-kasus spesifik yang telah kami dalami, juga dengan besarnya jumlah kasus dari data kami.
Mereka menanggapinya dengan menunjukkan kebijakan yang mereka berlakukan untuk melindungi hak asasi manusia serta membersihkan “eksploitasi” dari rantai pasokan mereka. Sebagian dari perusahaan ini menyatakan bahwa mereka mensyaratkan pemasok minyak sawit agar mematuhi aturan hukum. Mereka bilang, biasanya mereka “engage” (berkoordinasi) dengan pemasok ketika menengarai adanya potensi pelanggaran terhadap kebijakan tersebut, dan juga akan melakukan hal yang sama terkait kasus-kasus yang kami identifikasi dalam artikel ini.
Empat perusahaan berkomitmen pada upaya-upaya lebih luas untuk memastikan sekaligus mengurangi keterlibatan mereka dengan masalah-masalah seputar plasma.
Pangkalan data kami mengandung keterbatasan, karena memasukkan tuduhan-tuduhan yang belum dibuktikan secara independen. Karena mencakup tuduhan selama beberapa tahun, pangkalan data kami kemungkinan menyertakan perselisihan yang sudah terselesaikan. Di sisi lain, terdapat kemungkinan bahwa pangkalan data kami hanya memaparkan angka yang jauh lebih sedikit dari jumlah konflik yang sebenarnya, karena di dalamnya hanya tercakup tuduhan-tuduhan yang telah dilaporkan oleh wartawan, peneliti, atau instansi pemerintah.
Meski demikian, pangkalan data kami berguna penting untuk memperoleh gambaran yang lebih luas mengenai berbagai kecenderungan pada investigasi kami, selain bisa juga dijadikan titik awal penyelidikan, penelitian, dan tindakan lebih lanjut oleh pihak lain ke depannya.
Bagian ini memaparkan bidang-bidang tertentu di dalam rangkaian data yang kami sajikan untuk publik. Kami mengategorikan data berdasarkan pengelompokan berikut:
Kami berhenti membarui pangkalan data kami pada akhir 2022, dan tidak lagi memasukkan laporan-laporan baru di dalamnya.
Himpunan data lengkap tersedia di sini. Kami merilisnya di bawah lisensi Creative Commons CC BY-NC.
Jika ada pertanyaan atau komentar, Anda bisa mengirimkannya ke info@thegeckoproject.org.
Anda bisa menelusuri data yang kami himpun di bawah ini, atau mengunduhnya di sini.